Senin, 06 September 2010

nie kelanjutan ff kku jdie kku umumkan 
nie dy..
CHAPTER ke-2


Sungmin berpamitan kembali ke kelasnya. Tapi kan, kelasnya jauh sekali. Sekolah Oppaku kira-kira berjarak 2KM dari sekolahku. Apa sempat dia kembali ke kelasnya. Ah sudahlah, kurasa bukan saatnya memikirkan hal itu karena guru MTK ku , Kim Songsaenim sudah terlihat dan sedang berjalan menuju kelasku. Untung saja aku sudah selesai menyalin PR tadi.
Pulang sekolah, aku terpaksa naik bis lagi karena  Kyuhyun yang biasa pulang bersamaku dengan motornya sedang sibuk. Seperti biasa dia sibuk dengan klub Matematikanya yang akan menghadapi olimpiade. Akhirnya aku pulang dengan teman-teman sekolahku yang lain. Yaitu Sujin, Jaehyeon, Hana,  Hyechan, Youngmi, Gyeoul, Haneul, Jungmin, dan Hyeoran yang segera mengambil tempat duduk masing-masing.
Aku yang naik belakangan terpaksa tak bisa memilih tempat duduk karena hanya tersisa satu tempat duduk kosong. Karena tak ingin berdiri akupun segera duduk di kursi itu. Tak kusangka ternyata yang duduk disampingku adalah Sungmin oppa. Aku baru sadar kalau dia memakai seragam sekolahku. Dia yang baru menyadari keberadaanku pun akhirnya mengajakku ngobrol. Ternyata dia pindah ke sekolahku karena suatu alasan yang tidak bisa diceritakannya kepadaku.
Bis yang kutumpangi sampai di halte dekat rumahku. Aku turun bersama Sujin yang rumahnya dekat dengan rumahku (baca: tetanggaan). Kami bercerita panjang lebar. Dia bercerita tentang orang yang sangat dia benci, yaitu Kibum , teman sebangkunya yang nyebelin karena terlalu dingin dan irit ngomong. Aku pun menceritakan tentang Sungmin oppa. Aku bilang bahwa aku merasa sedikit suka pada Sungmin, aku merasa jantungku selalu berdebar lebih cepat jika berada di dekat Sungmin Oppa. Dan kulihat ekspresi Sujin seperti tidak senang saat aku menceritakan tentang hal tersebut. Akupun berhenti membicarakan Sungmin dan terus berjalan sampai halaman depan Rumahku.
 ** *
Sungmin’s POV
Aku melirik jam tanganku yang menunjukkan pukul 4 sore. Dengan masih berseragam lengkap aku masuk ke dalam rumahku. Sebenarnya pulang sekolah dari tadi yaitu pukul 2 siang. Tapi aku bertemu teman-temanku untuk sekedar nongkrong-nongkrong sambil merokok beberapa batang rokok. Inilah kelakuan nakalku. Yang membuat Appa dan Ummaku stress. Setelah kuperhatikan, di ruang tamuku duduk seorang cewek berambut pendek sedang duduk sambil melirik jam tangannya.
Aku menghampirinya. Ternyata yang duduk disitu adalah adik sepupuku, Sujin. Tatapan matanya terhadapku terasa aneh. Dia menatapku seakan-akan aku adalah namja berbahaya. Satu-satunya orang yang mengenalku luar dalam hanya dia. Dia yang sangat mengerti sifatku dan alasanku menjadi seperti ini. Dia memang baik dan tidak ember. Sehingga aku mempercayakan semua rahasiaku padanya. Dia juga tak pernah melapor kepada kedua orang tuaku.
“Sungmin, aku mau bicara.” Ucapnya dengan dingin juga dengan tatapan tak bersahabat. “Hey, bisakah kau lebih sopan kepadaku. Jangan panggil aku dengan namaku! Aku lebih tua darimu. Dan jangan menatapku seperti itu!” dia terdiam sebentar mendengar ocehanku. “Keurae, Oppa, aku mau berbicara tentang Sohee.” Katanya lagi masih dengan nada dingin. “Ada apa dengannya? Dia anak kelasmu kan?” tanyaku dengan nada biasa saja. “Oppa, apa kau masih belum mengerti juga? Ok, kalau begitu akan menjelaskan padamu.” Ucapnya kemudian berhenti sambil menarik napas dalam-dalam. “Dia itu anak baik-baik. Jadi kuharap jangan mendekatinya lagi. Aku nggak mau dia terpengaruh olehmu, oleh pergaulanmu yang mengerikan. Dia itu sahabatku. Jadi aku juga pasti akan sedih jika dia sampai terpengaruh olehmu.” Katanya dengan suara meninggi.
Aku hanya diam mendengarkan kata-kata adik sepupuku ini. “Oppa, apa kau mendengarku? Kalau kau dengar, tolong jawab aku!”. Aku menarik napas dalam-dalam sebelum angkat bicara. “Aku tidak akan mempengaruhinya. Tapi kurasa aku tidak bisa menjauhinya. Kalau di dekatnya aku selalu merasa nyaman dan tenang. Dan aku merasa seperti tidak punya masalah. Aku berjanji aku akan menjaganya dan aku berjanji akan berusaha untuk berubah.” Ucapku meyakinkannya. Entah mengapa aku tidak bisa menjauhi Sohee. Meskipun baru kenal beberapa hari tapi rasanya ada ikatan batin antara kami.
“Oppa, tidakkah kau mengerti dia terlalu baik untuk orang sepertimu. Bukannya aku melarang untuk kau dekat dengannya tapi aku hanya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya. Dia itu tidak hanya menganggapmu sebagai teman. Dan aku hanya ingin mencegah sebelum terlambat.” Ucapnya lagi. “Aku berjanji tidak akan mencintainya. Aku hanya menganggapnya sebagai dongsaeng sama sepertimu.” Kulihat dia sedikitlega mendengar ucapanku. “Kupegang janjimu, Oppa. Ingat itu!” kali ini dengan tatapan mengancam.
Dalam hatiku aku berjanji akan menjadi orang baik. Aku tidakperduli lagi dengan kedua orang tuaku dan Hyungku apapun yang mereka lakukan, aku akn berusaha menjadi orang baik.
** *
Sohee’s POV
Semakin lama hubunganku dengan Sungmin Oppa semakin dekat. Saat jam istirahat kami selalu bersama juga selalu pulang bareng. Aku jadi semakin mengenal Sungmin Oppa. Dia orang yang sangat baik juga perhatian. Aku rasa aku menyukainya bahkan mungkin mencintainya. Saat di dekatnya aku selalu merasa aman dan nyaman. Tapi aku terlalu takut untuk mengungkapkan perasaanku kepadanya.
Bel pulang sekolah berbunyi. Seperti biasa aku segera keluar kelas untuk menemui Sungmin Oppa yang belakangan ini selalu menungguku di depan kelas untuk pulang bareng. Tapi hari ini dia tidak ada di depan kelasku. Mungkin kelasnya sedikit terlambat. Dengan sedikit berlari, aku pergi menuju kelasnya. Akhirnya sampai juga di depan kelasnya. Tapi ternyata kelasnya sudah kosong. Dengan perasaan kecewa, aku pun berjalan gontai kearah toilet yang letaknya di pojok sekolah.
Setelah berjalan beberapa saat, aku mendengar dua orang yang sedang bercakap-cakap di salah satu ruangan kelas. Yang satu suara seorang yeoja dan yang satunya lagi adalah suara seorang namja. Kurasa aku mengenal dua suara itu. Karena penasaran, akupun mendekati sumber suara tersebut. Betapa terkejutnya aku dengan apa yang kulihat. Dua orang itu adalah Sungmin Oppa dan Sujin. Mereka berdua terlihat sangat akrab. Sesekali mereka tertawa dan Sungmin Oppa mengacak-acak rambut pendek Sujin. Inilah percakapan mereka.
Sujin      : “Sungmin, kemarin sore aku kerumahmu. Trus, Appa mu membangga-banggakanmu didepanku. Dia bilang kau sudah berubah sekarang. Bagaimana bisa kau berubah?”
Sungmin  : “HYA, bisakah kau memanggilku Oppa? Kemrin-kemarin kau memanggilku Oppa. Kenapa sekarang kau kembali memanggilku dengan namaku lagi?”
Sujin      : “Aku tidak mau memanggilmu Oppa, aku panggil hyung saja yach!”
Sungmin  : “Ok, kurasa aku berubah karena ada seseorang yang membuatku berpikir untuk berubah.”
Sujin      : “ Kurasa aku tau siapa orang itu. Pasti orang itu aku.”
Sungmin   : “Narsis sekali kau. Tapi aku suka sifat narsismu itu” (sambil mengacak-ngacak rambut Sujin)
                Mereka berdua terlihat sangat akrab. Sejak kapan mereka sedekat itu. Melihat keakraban mereka membuat hatiku sakit. Aku menggigit bibir bawahku agar air mataku tidak keluar. Tapi semakin lama air mata ini semakin tidak bisa kubendung lagi. Akupun berlari dan terus berlari. Hatiku hancur berkeping-keping. Air mataku terus mengalir tanpa kuperintahkan. Aku tidak menyangka sahabat yang selama ini kupercaya menghianatiku. Aku juga tidak menyangka orang sebaik Sungmin Oppa tega melakukan ini terhadapku. Aku terus berlari. Tiba-tiba aku seperti menabrak seseorang.
                Ternyata yang kutabrak adalah Kyuhyun. Melihatku menangis, kyuhyun segera menarik tanganku ke salah satu kelas yang kosong. “kenapa kau menangis? Ceritakan padaku!” ucap kyuhyun sambil memberikan tissue padaku. Akupun menceritakan apa yang kulihat tadi. Dia hanya tertawa. Dan berkata. “Apa Sujin belum cerita?” kata-katanya itu membuatku penasaran. Jangan-jangan Sungmin Oppa dan Sujin berpacaran. Aku tak berani menanyakan hal itu. Kalaupun mereka berpacaran kenapa mereka nggak pernah cerita.  Aku hanya menggelengkan kepalaku saat Kyuhyun menanyakan itu. “ohya, sebaiknya kau cepat pulang. Aku harus kemabali ke ruangan klub MTKku. Jangan sampai orangtuamu khawatir karena kau pulang lama! Aku pergi dulu ya!” ucapnya sambil berbalik menuju pintu.
                “Tunggu!” teriakku sambil berlari kearah Kyuhyun. “Apa lagi?” tanyanya sambil berbalik kearahku. “kurasa hubungan persahabatan kita semakin jauh.” Kataku. “kau juga berpikir begitu? Mungkin kau terlalu asik dengan pacarmu itu sehingga melupakan sahabat-sahabatmu.” Komentarnya. “Sebagai permintaan maafku, mau nggak besok jam 4 kita ke restoran prancis di daerah Apgujung. Aku traktir kamu dech.” Rayuku. “baiklah, kutunggu di restoran itu. Jangan terlambat ya!” katanya. Aku hanya mengangguk.
                Pulang sekolah aku pulang dengan Sungmin Oppa. Karena kejadian kemarin, hari ini aku bersikap dingin kepada Sujin. Tapi nggak tau kenapa aku tidak bisa marah kepada Sungmin Oppa. Bahkan pulang sekolah ini dia bilang ingin mengajakku ke suatu tempat dan aku mengikutinya. Meskipun nanti sore aku ada janji dengan Kyuhyun aku tetap saja mengikuti Sungmin. Apa mungkin aku sudah terlalu cinta sama Sungmin sehingga apa yang Sungmin Oppa suruh selalu kuikuti.
                Setelah berjalan beberapa lama akhirnya kami sampai di tempat yang Sungmin oppa maksud. Ternyata tempat itu adalah perpustakaan kota. Ternyata Sungmin Oppa tahu kalau aku suka membaca. Darimana dia tahu yawh. Tunggu, aku nggak boleh kepincut sama perlakuannya hari ini. Aku hanya ingin mencari tahu apakah mereka berdua benar-benar pacaran. Kalau mereka benar-benar pacaran kenapa Sungmin Oppa malah lebih sering dekat denganku daripada Sujin. Sepertinya ada yang tidak beres. Pokoknya aku sudah bertekad hari ini aku harus dapat penjelasan atas semua yang terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar