Jumat, 27 Agustus 2010

nie kelanjutan ff-nya karna banyak permintaan jdie nie "CHAPTER ke-2" hehehehe 
comment:kegedean tuh tulisanya ... 
me: biarin.. nama jga fitri tropica getoh .
comment: Lebay!
me: biarin! hahaha
comment:ckckckckckck

CHapter ke-2

“Naeirimyeon urriga mannadeon
Jeogil motungiro nan dasineun gal su eomneun geojyo”

                Lagu blue tomorrow mengalun lembut dari handphoneku, menandakan ada telepon masuk. Aku segera mengangkatnya tanpa melihat siapa yang meneleponku. “Yeoboseyo.” Ucapku memulai percakapan. Ternyata yang menelepon adalah Ummaku. Suara di seberang sana adalah suara khas seorang ibu yang sedang khawatir. Dia mengomel-ngomel dan teriak-teriak. Akupun menceritakan semua yang terjadi. Mianhae Umma, aku sudah membuatmu khawatir. Terdengar suara ummaku meneriaki oppaku agar menjemputku. Umma menanyakan tempatku berada dan aku menanyakannnya pada cowok itu. Dia menjelaskan padaku dan aku menjelaskan pada Ummaku.
                Tiba-tiba cowok itu berdiri dari duduknya. “Huh, lega! Akhirnya bisa berdiri juga.” Kata orang itu sambil tertawa-tawa kecil. “Apa maksudmu?” tanyaku penasaran dengan tingkahnya. “Dari tadi sore aku terus duduk disini karena ada seorang cewek yang terus tidur di pundakku.”  Ha… ha… ha… aku yakin pasti cewek yang dia maksud itu aku. Aku jadi malu. Aku yakin sekarang ini pasti pipiku merah. “Mi…mianhae!” ucapku malu-malu. “mianhae hargeoskkajineun eopseo!” kata cowok itu lagi yang semakin membuatku nggak enak. “kamu mau dijemput, ya?” tanya cowok itu sambil menatap ke arahku. Swear deh, wajahnya manis banget. “Ye!” jawabku singkat. “baguslah, sepertinya aku juga harus pulang.” Katanya lagi.
                Tiba-tiba ponselku berbunyi lagi. Kuangkat ternyata yang menelpon adalah oppaku. Dia menanyakan tempatku berada. Aku pun menjelaskan padanya. Aku menutup teleponku. Cowok itupun pamit pulang saat lampu mobil oppaku terlihat dari jauh. Aku tahu kalau itu adalah lampu mobil oppaku karena ada bekas kecelakaan di lampu mobil depannya. Aku melihat kepergian cowok itu. Dia berjalan menuju jalan kecil di dekat halte sambil melambaikan tangan padaku dan aku membalasnya.
                Mobil oppaku berhenti di depanku. “Donghae oppa” panggilku. Donghae oppa membukakan pintu mobil dan menyuruhku masuk. Aku pun masuk ke dalam mobil. Donghae oppa melihatku dengan tatapan heran. “Waeyo?” tanyaku heran dengan tatapannya. “kenapa kau memakai jas seragam cowok sekolahku?” tanyanya. Aku memperhatikan tubuhku. Sekarang aku kelas 2 SMA dan oppaku kelas 3 SMA. Kami berbeda sekolah, jadi seragam sekolahnya juga berbeda. “coba sini kulihat jas itu.” Kata oppaku sambil menarik jas itu dari tubuhku. Dia membaca tulisan di depan jas itu. “apakah ini milik Lee Sungmin yang itu?” ucap oppaku bergumam. “Mwo?” tanyaku heran .”Aniyo.” ucapnya.
                Sungmin’s POV
                Aku berjalan di jalan setapak menuju rumahku. Sesekali aku melirik jam tangan yang melingkar di tangan kananku. Jarum jam telah menunjukkan pukul 11.15 p.m. Aku yakin pasti aku akan kena marah nanti. Aku pun melanjutkan langkah menuju rumah besar yang terkesan mewah. Kini aku sudah sampai di depan rumahku. Rumah dengan penerangan yang cukup. Pagar rumahku terkunci. Aku melihat security yang menjaga rumahku sedang tertidur lelap di posnya. Karena tak ingin membangunkannya akupun memanjat pagar setinggi 2 meter ini. Hup, aku mendarat dengan sempurna di tanah berlapis semen yang kini tengah kuinjak.
                Aku merogoh kantong tas ranselku yang dari tadi berada di pundakku. Akhirnya aku mendapatkan benda yang kucari. Beberapa kunci berwarna perak bergantung pada gantungan kunci kecil berbentuk dadu. Tanpa pikir panjang akupun memasukkan salah satu kunci itu di dalam lubang kunci di pintu besar didepanku. Aku memutar kenop kunci itu dan pintu besar didepankupun terbuka. Aku masuk kedalam rumahku yang sepi. Syukurlah sepertinya penghuni rumahku sudah tidur semua. Aku berjalan melewati perabotan rumah mewah yang berjejer di sekelilingku. Bukan pemandangan yang ganjil bagi anak pengusaha sukses sepertiku.
                Namaku Lee Sungmin, umurku 18 tahun dan sekarang kelas 3 SMA. Ayahku adalah seornag pengusaha sukses yang memiliki beberapa perusahaan. Aku punya kakak laki-laki yang bernama Leeteuk. Dia sekarang sedang kuliah di Amerika. Apapun yang kuingikan bisa kudapatkan dengan kekayaan orangtuaku. Tapi aku tidak bisa mendapatkan kasih sayang dari mereka. Yang mereka sayangi hanyalah hyungku. Mereka selalu membangga-banggakan dia di depan keluarga ataupun teman-teman orang tuaku. Yang aku tidak senangi adalah mereka juga senang membanding-bandingkanku dengannya. Memang aku tidak sepintar dia, tidak secerdas dia dan tidak lebih dari segalanya yang dia miliki.
                Mungkin karena perlakuan kedua orangtuaku itu akupun menjadi liar dan nakal. Aku selalu tertekan bila mereka sudah membanding-bandingkanku. Aku tidak mengerti dengan mereka. Bisa nggak sih mereka terima aku apa adanya. Meskipun mereka punya anak yang lebih baik dari aku. Aku seperti tidak dihargai. Mungkin karena itu nilai-nilai di sekolahku anjlok. Aku naik kelaspun karena berkat kekayaan orang tuaku. Aku sering bolos sekolah dan berkumpul dengan teman-temanku yang juga nakal sepertiku.
                Aku mengganti bajuku kemudian merebahkan tubuhku di tempat tidur. Aku teringat pada cewek  yang nggak ku kenal, yang seharian ini tidur di pundakku. Jas seragamku kan ada padanya. Tadi aku melihatnya kedinginan. Akupun menyelimutinya dengan jas seragamku. Kurasa itu bisa menghangatknnya. Biarlah jas itu ada padanya. Toh aku tidak akan sekolah di tempat itu lagi. Karena aku terlalu sering bolos, akupun di D.O. dari sekolahku. Entah bagaimana dengan masa depanku nanti.
                Cewek itu, cewek berambut panjang sepunggung, rambutnya hitam. Matanya bulat, tidak sipit dan bola matanya hitam. Saat dia tersenyum lesung pipit Nampak di kedua pipinya yang mempermanis wajah imutnya yang polos tapi terkesan dewasa. Siapa ya namanya. Sepertinya tadi di seragam sekolahnya tertulis nama Lee Sohee, apa benar itu namanya?. Tunggu, sepertinya saat dia menelepon tadi, dia menyebut nama Donghae. Apakah donghae yang itu?         
                Sohee’s POV
                Aku masuk ke dalam rumahku. Donghae oppa masih memasukkan mobil ke dalam garasi. Appa dan Umma sedang duduk di sofa di ruang tamu. Aku yakin pasti akan kena marah. Aku berjalan menghampiri mereka. Dan dugaanku benar. Akupun kena semprot kedua orang tuaku. Tapi karena aku menjelaskan yang terjadi sebenarnya, merekapun memafkanku. Sampai di kamar aku segera mengganti seragam sekolahku dengan piyama bergambar teddy bear. Karena penasaran dengan kata-kata oppaku tadi, akupun pergi ke kamar oppaku.
                Di kamarnya, oppaku sedang memperhatikan jas seragam milik orang tadi. “Lee sungmin.” Ujar oppaku. “siapa Lee Sungmin, oppa?” tanyaku mengagetkan donghae oppa. “Pemilik jas ini.” Jawabnya spontan. “berarti orang yang tadi itu namanya lee sungmin?” tanyaku. “bisa jadi. Sepertinya dia itu Lee sungmin yang itu.” Jawab donghae oppa. “apa kau mengenalnya?” tanyaku penasaran. “Tidak terlalu, Dia seangkatan denganku. Dia itu…” oppaku menhentikan omongannya kemudian menatapku. “dia itu, kenapa oppa?” tanyaku. “tidak kenapa-kenapa. Pokoknya jangan berhubungan dengannya lagi. Jas ini biar aku yang kembalikan. Sudah tidur sana!” perintah oppaku sambil mengusirku keluar dari kamarnya.
                ** *
 Sungmin’s POV
                Tic toc, tic toc. Jan dinding dikamarku berdetak pelan. Sesekali aku melirik jam dinding itu dan terkadang sedikit kaget melihat jarum dinding yang menunjukkan pukul 1 dinihari. Kenapa aku belum bisa tidur? Tidak seperti biasanya. Akupun mengutak-atik hpku mendengarkan beberapa lagu dari earphone yang terhubung ke hpku. Tak lama kemudian, rasa kantuk pun mulai menggorogoti tubuhku.
                “Sungmin-ah, bangunlah, bukankah kau mau mendaftar di sekolah baru.” Suara samar-samar itu terdengar di telingaku. Yang kemudian berhasil membangunkanku. Aku duduk di tempat tidur dengan mata masih setengah tertutup. “Hya! Sungmin, bangun!” ujar yeoja yang kini sudah berada di sampingku. Dia membangunkanku sambil mengguncang-guncang tubuhku. “Iya, aku bangun.” Ujarku bermalas-malasan. Aku berdiri dari tempat tidurku, kemudian mengambil handuk yang tergeletak di meja belajarku.
                Aku menatap diriku di cermin. Sambil mengancingkan kemeja kotak-kotak berwarna hitam putih yang mempergagah penampilanku. Aku memperhatikan lingkaran hitam di sekeliling mataku akibat dari kurang tidur. Belakangan ini rasanya aku menderita insomnia. Mungkin karena terlalu banyak pikiran. “Sungmin-ah, apakah kau sudah siap?” ujar yeoja yang tadi membngunkanku. “Ne. Aku segera keluar.” Ucapku sambil berjalan keluar kamarku.
Hari ini aku akan mendaftar ke sekolah baru. Atas anjuran dari adik sepupuku yang membangunkanku tadi, aku pun mendaftar ke sekolah nya . Meskipun pada awalnya Appaku tidak setuju, tapi dia merayu Appaku agar aku dizinkan bersekolah di sana. Dan akhirnya Appaku luluh dengan rayuan cewek tomboy itu. Bahkan meskipun dia adik sepupuku, di nggak pernah mau memanggilku oppa. Aku harap di sekolah baruku nanti aku mendapat banyak teman. Doakan aku ya,,, Sungmin, hwaiting!!!
Sohee’s POV
Sudah seminggu berlalu semenjak kejadian itu. Hari ini hari Senin dan aku berangkat sekolah dengan perasaan senang. Entah mengapa firasatku mengatakan bahwa hari ini sangat baik. Dan kurasa sekarang jas milik Lee Sungmin sudah kembali ke pemiliknya. Sebenarnya aku ingin mengenal cowok itu lebih dekat. Tapi apa daya, Donghae oppa melarangku berhubungan dengan orang itu. Bagaimana mau berhubungan, bertemu lagi saja belum tentu.
Bel istirahat pertama berbunyi. Menurutku jam istirahat itu kesempatan untuk menyalin PR atau sekedar mencocokkan jawaban PR. Seperti biasa kalau aku belum mengerjakan PR, selalu satu orang yang kucari yaitu Kyuhyun. Akupun memandang kyuhyun di sebelahku dengan tatapan Puppy eyes. Dia melirikku sebentar dan kurasa dia mengerti karena dia segera mengeluarkan buku PR matematikanya. Tanpa membuang waktu, aku segera menyalinnya ke buku PR matematikaku.
Saat sedang asyik menyalin, tiba-tiba  “Sohee, ada yang mencarimu!” teriak Jaehyeon dari pintu kelas. Aku dan Sujin yang sedang menyalin PR kaget mendengar teriakan Jaehyeon yang keras. Karena teriakan itu pun aku menjadi ingin tahu siapa yang mencariku. Aku berjalan menuju keluar kelas dimana orang  yang mencariku sedang menunggu. Tebak, siapa yang kulihat! Aku aja nggak tau, soalnya dia menghadap kearah lain sehingga hanya bagian belakangnya saja yang terlihat.
Aku mendekati orang itu. Dia berbalik dan sekarangaku bisa melihat wajaknya dengan jelas. Kurasa aku mengenal namja yang berdiri di depanku ini.  “Annyeong Sohee, eoteosimnika?” tanya namja itu dengan suara khasnya.  “A…a…apa… apa kau Lee Sungmin?” tanyaku tergagap-gagap karena keget. “Dari mana kau tau namaku?” tanya Sungmin sambil menatapku. “Dari Donghae oppa.” Jawabku. “Apa kau benar dongsaengnya Donghae?” tanyanya lagi. “Ye, kau mengenalnya?” tanyaku spontan. “Sedikit.” Jawabnya lagi. Dan kami pun mengobrol sampai bel masukkan berbunyi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar